Baru Kemarin
Kita melangkah berdua
Bermimpi bersama
Mengejar cita-cita bersama
di Jogjakarta
Baru kemarin
Kita tertawa bersama
Bercerita bersama
Di kamarmu
Menceritakan cintamu
Citamu
Hidupmu
Dan hamster kita
Baru kemarin
Seperti baru kemarin ta...
Teringat saat kita mengaji bersama di TPA
Teringat saat kita berangkat sekolah bersama
Teringat saat kita kuliah ke Jogja bersama
Teringat saat kita tinggal sekamar berdua
Teringat saat kita nyari makan bersama
Teringat saat kita masak beramai-ramai
Sita yang rame
Sita yang baik
Sita yang penolong
Dalam tidur panjangmu sekarang
Semoga Allah menempatkan mu di tempatNya yang terbaik
Demi jejak langkah yang telah kita lalui bersama
Demi waktu yang telah kita lampaui berdua
Demi kenangan tentangmu yang terukir indah di hatiku
Kuucapkan selamat jalan
Tidurlah dengan tenang di sisiNya
Sunday, October 29, 2006
Kepada Sahabatku
Friday, October 27, 2006
Happy Birthday
Tonight...
I close my eyes
Remembering you...
And it felt,
Hurt...
Much
I open my eyes
Looking for you
Wherever I'm looking for
You weren't there
Or perhaps
You'll never were...
I hate it so much
Remembering you hurt my heart so
But to forget you I could never be
Looking back the day we were together
Made me cry
But looking through the day for tomorrow
I couldn't imagine if it's without you
I'm sorry if I'm weak
I'm sorry if I couldn't moved on
I'm sorry if I still stand here
Loving you so much....
For so many years i've spent without you
For a love that never fade away
I just wanna say I'll always love you
And hope you having a very happy birthday
Tuesday, October 24, 2006
Oh Bahasa
Aku dapet email lucu nih, dari dilla. Lucu ya.... Orang Indonesia tuh emang kreatif, walo kadang ngasal... Anyhow, lumayan buat senyam senyum neeh.... :)
JUNGLISH (JUNGLE ENGLISH )
What is Junglish? Jungle English.. like one mentioned below:
Javelish.. The typical Javanese language: 'lho', 'lha', 'tho', 'kok', 'ki','no', etc
> Lho, I already bought that book !
> Kok, buying again ?
> I told you many times 'tho' !
> Lha, I didn't know tho yo... how ki !?
>- Don't be like that, no....!?
Jakartenglish.. Jakarte English is marked by the 'sih', 'deh', 'dong', 'nih', etc
> That book is very good, deh.
> Can you speak english?.. yeah a little sih I can!
> se my money first nih..
> Give me more dong..
> How sih? Little little angry..
Surobenglish is marked by 'tah' and the famous word is 'diancuk'
> Do you feel sick, tah ?
Other exclamation words of Java: 'wo_', 'wah', 'w_', 'jian', and 'j_'
> W_ lha this book is mine j...!
> Wo_, only like that tho!
> Wah, expensive, tho?
> Jian, Paijem is so beautiful tenan.
Sundanglish is also available such as 'atuh', 'euy', 'mah'
> Well, if that kind, it pretty so-so atuh
> It can't be that way euy..
> I am mah, not like that... anything else ?
There are also abundant 'sound effect' in Javanese language.
> Suddenly, mak bedhengus den Tukiman appeared
> My head feels pain, mak cleng!
> Mak tlepok, I got a manggo !
> My chicken is suddenly died, mak cekengkeng
> Mak gedebug, Kampret fell down.
> Mak jegagik.... Oh, trondholo !
Saturday, October 21, 2006
Thursday, October 19, 2006
I'll Catch The Rain
Aku suka hujan...
Tetesan air maha indah.
Aroma air yang menerpa tanah,
Hembusan angin yang mengikutinya...
Indah....
Aku suka hujan,
Aku selalu berharap, seandainya segala kesedihan bisa hilang
Seiring dengan tetesan air hujan
Aku suka hujan
Dan dengan pelangi yang mengikutinya
Setelah ia berakhir
Tapi terkadang aku benci hujan
Karena ia pernah memisahkan
Diriku dengan orang yang kucinta
Karena ia pernah membuat
Aku terpuruk tak bisa melangkah
Wednesday, October 18, 2006
Yeah.....
Horrey.... akhirnya berubah juga.....
Belum sempurna sih..... But at least I'm Trying..... Sorry kalo Ichii ga kelihatan...Habisnya aku suka Daiya sih... Hehehehe...
Pulang belakangan ada hikmahnya juga.... Ni ngenet GRATIS di kampus dari jam 10 sampe jam 5 sore.... Gilaa.......
Tapi puassss!!!!! Feri??? Maap....nih sudah bukan kontribusimu lagi....
Arthit....Arrigato!!! For your information.....
Pisss....
Tuesday, October 17, 2006
Atas Nama Harga Diri
Aku baru aja baca sebuah novel. Dengan embel2 Novel Islami, dari penerbit yang biasa nerbitin Novel Islam, bercerita tentang pernikahan, dan judulnya pun menggiurkan. Awalnya aku baca ringkasan cerita di belakang bukunya. Hmm...kayaknya bagus. Maka aku pinjamlah novel tsb.
selembar---dua lembar---dan berlemar-lembar berikutnya aku baca tuh novel, bukannya mendapat pencerahan hati tentang pernikahan (huaaa....) eh yang kudapat adalah sebuah emosi tingkat tinggi (...???).
Jadi tuh novel bercerita tentang sepasang anak muda, yang pria berusia 20 tahun-masih kuliah, dan yang wanita berusia 18 tahun-sekolah kelas 3 SMA-mau lulus. Si wanita lulus SMA setelah beberapa bulan pernikahan mereka, dan mereka tinggal di rumah ibu sang pria. Si pria belum bekerja secara tetap, dia masih magang sana-sini, sambil kuliah, juga menjadi anggota tim nasyid. Cerita tentang pernikahannya emang awalnya bikin iri, penuh romantisme (walau kalah sama ayat-ayat cinta),dalam balutan sahanya sebuah lembaga pernikahan.
Dan liku pernikahan pun mulai terjadi. Usia muda, dan belum matangnya ego individu mulai mempengaruhi. Si wanita yang telah lulus SMA diminta oleh ayahnya untuk melanjutkan kuliah. Dengan biaya dari ayahnya. Karena sudah bersuami, sebagai wujud bakti pada suami, maka si wanita pun meminta ijin kepada suami tercintanya. Dan inilah jawaban yang paling membuatku JENGKEL SETENGAH HIDUP! Si pria melarang si wanita untuk kuliah lagi, dan apalagi dengan biaya dari ayah si wanita, dengan alasan "...tolong perhatikan harga diriku sebagai laki-laki dan seorang suami..." dan si wanita menangis, bimbang antara menjalankan perintah sang ayah atau sang suami. Penderitaannya semakin menjadi ketika sang suami mendiamkannya, pun ayahnya terpuruk kecewa sampai masuk rumah sakit karena penolakan sang putri semata wayang nya itu untuk melanjutkan sekolah.
STOP, THAT'S ENOUGH!!! Dan buku itu pun kusingkirkan. Malas kubaca endingnya. Mungkin entar2 aja. Huaah... aku marah besar.... Tau sih, buat seorang pria yang namanya HARGA DIRI tuh bak sesuatu di puncak himalaya deh. Top priority. Apalagi dengan kasus kaya pasangan tadi. Tapi masa iya...demi harga diri jadi membatasi mimpi pasangannya?
Naudzubillah Min Dzalik....jangan sampai aku dapet suami kayak gitu. Aku punya mimpi, dari kelas 2 SMP, buat jadi seorang Psikolog. Dan aku gak mau, kalo sampe sebuah pernikahan akhirnya mengubur habis mimpiku itu. Kenapa ga ada solusi sih? Kenapa gak diomongin baik2 masalah harga diri itu? Kenapa sih wanita gak boleh kuliah tinggi-tinggi? Katanya entar susah cari jodohnya, laki-laki takut sama wanita yang title sarajana nya sampai 3 koma (S1,S2, S3).
Padahal tau gak sih, kalo 90% gen kecerdasan anak itu di dapat dari ibu? Makanya carilah wanita yang pintar biar dapat anak yang pintar. Kenapa wanita harus lebih pintar dari pria? Karena wanitalah yang mendidik anak di rumah, karena ibu lah yang mengajarkan anak tentang pengetahuan. Itu sudah peran wanita kan? Dan harusnya wanita boleh mendapat gelar yang tinggi, karena kita nggak tau, apakah suami kita itu bisa sampai tua menghidupi keluarganya. Bagaimana ketika suatu saat suami ku meninggal, usiaku masih 30 tahun, aku tidak bekerja,anakku 3 orang masih kecil-kecil, dan aku tidak punya pendidikan yang layak untuk akhirnya mendapatkan pekarjaan yang layak demi menghidupi anak-anakku. Bisa dibayangkan apa yang bisa aku kerjakan sebagai jalan pintas? Astagfirullah....semoga tidak akan pernah terjadi.
Aku bukan golongan feminis, ato pendukung emansipasi wanita. Tapi aku cuma nggak terima, penginjak-injakkan hak wanita untuk meraih mimpinya. Laki-laki ingin dihargai, maka mulailah menghargai wanita. Kalau aku, mendampingi pria yang kucintai untuk meraih mimpinya; dan didampingi oleh pria yang kucintai untuk meraih mimpiku, adalah salah satu dari sekian banyak impianku..... Jadi buat kaum lelaki, jangan mengatasnamakan harga diri sebagai the ultimate reason--alasan terakhir buat memutuskan sesuatu dalam sebuah hubungan. Bener-bener gak GENTLE....
Saturday, October 14, 2006
A Special Thanks To A Man Named Feri Gunawan
Saudara-saudara pengunjung sekalian... Saya beritahukan sebelumnya, postingan ini memang benar-benar saya tulis dengan sadar, hasil teror seorang pria bernama Feri Gunawan.
Jadi, akhirnya blog ku berubah. Aku emang rada2 gaptek soal desain2 kayak begitu. Dan dengan tampang memelas, aku pun memohon-mohon kepada saudara Feri ini untuk mengajari ku. Yah, dengan keren nya (yaa....agak berat sih ngomongnya...tapi beneran waktu itu dia keren banget) ceklak-ceklik sana sini, buka web ini web itu, copy paste sana-sini, edit sana edit sini. En tarrra....jadilah blog ku yg sekarang, dan mengertilah aku bagaimana caranya.....
Salute to Feri, pantes deh jadi pemenang blogfam. Teman2 sekalian, kisah ini nyata dan tidak di rekayasa. Jadi kalau butuh bantuannya, hubungi saja dia di.....web nya aja.
Jadi mas Feri, sekian saja puja-puji dari saya. Segala ketenaran yang akan datang pada anda setelah postingan saya ini terbaca bukan menjadi tanggung jawab saya (Tapi ijinkan saya juga ikut menikmatinya). PUAS?????