Wednesday, May 21, 2008

Tiga Film

Saya ngamuk. Bukannya ngerjain thesis, malah nonton film gila-gilaan. Ah, ini kan refreshing, buat menghilangkan kepenatan mikirin thesis (alasan banget....lah thesisnya cuman dipikirin doang...hehehehe...)


Iyah, semingguan ini saya habiskan dengan nonton dvd film-film yang (menurut saya) keren abis. Diselingi dengan nonton Thomas-Uber Cup tentunya (yang sayang, gak dimenangkan oleh Indonesia).

Biasanya ngereview film satu-satu, tapi karena maruk, untuk kali ini saya buat borongan aja.

The Shawshank Redemption (1994)


Film lawas ini sangat terlewatkan olehku. Ah, nyesel habis. Film yang muncul barengan sama Forest Gump ini keren habis. Bercerita tentang pelarian Andy Dufrane dari penjara Shawshank setelah hampir 20 tahun penjara (dan masih ada 20 tahun lagi seharusnya). Andy yang bangkir terkenal ini divonis 2 X 20 tahun penjara karena dituduh membunuh istri dan selingkuhan istrinya. Karena mabuk, andy menerima hukuman itu karena ia tidak yakin apakah ia membunuh atau tidak. Setelah hampir 20 tahun, ia baru mengetahui bahwa ia tidak bersalah. Usahanya yang gagal untuk bersidang kembali (karena saksi kunci mati tertembak) membuat Andy geram dan kabur. Andy ternyata sudah merencanakan kabur dari penjara sejak 19 tahun yang lalu. Cara kabur Andy dan persiapannya yang matang bakal membuat mu (hei penonton.....) melongo kagum. Asli, unpredictable. Sumpah, ini film layak tonton (sayang, Forrest Gump terlalu kuat untuk dikalahkan dalam Academy Award). Alurnya lambat sebenarnya, tapi dijamin kamu bakal nyesel kalo sempat melewatkan ni film cuma buat buang air ato balas sms. Bahkan buat di pause aja sayang. Akting Tim Robbins sebagai Andy Dufrane bener-bener keren. Diimbangi sama Morgan Freeman sebagai Red membuat film ini menambah sisi haru dan dramatis mengenai persahabatan mereka. Sisi gelap dan sadis tentang penjara shawshank dan sipir-sipirnya yang diangkat dari novel Stephen King (Rita Hayworth and The Shawshank Redemption) ini benar-benar bertolak belakang dengan cerita Green Mile. Aih, Stephen King emang jago ya? Film ini kayaknya yang menginspirasi Prison Break deh.

August Rush (2007)


Evan Taylor/August Rush (Freddie Highmore) selalu percaya, bahwa musik akan menyatukannya kembali dengan orang tuanya. Selama sebelas tahun, August hidup di sebuah panti asuhan dan percaya bahwa di suatu tempat disana, orangtuanya masih mencari dirinya. August akhirnya berani melarikan diri untuk melihat dunia sesungguhnya. Ia takjub, betapa banyaknya musik yang dihasilkan di dunia diluar panti asuhannya. August pun kemudian berkenalan dengan Wizard (Robin Williams) yang mengenalkannya pada musik dan alat musiknya. August yang terlahir dari dua musisi handal ini (ayahnya, Louis Conelly-diperankan oleh Jonathan Rhys Meyers- adalah seorang vokalis band, dan ibunya Lyla Novacek-diperankan oleh Keri Russel- adalah seorang violis New York Phillarmoic Orcestra) secara alami langsung dapat menghasilkan sebuah musik yang luar biasa, hanya dengan sebuah gitar. August terpisah dari orangtuanya karena ayah dari ibunya mengaggap bahwa kelahirannya akan mengganggu karir Lyla. Lyla yang sebelas tahun kemudian mengetahui anaknya masih hidup dan tidak meninggal seperti yang dikatakan oleh ayahnya berusaha kembali mencarinya. Pertemuan ketiga orang ini pun terjadi ketika August Rush memimpin sebuah konser dari symphoni yang dibuatnya sendiri. Bayangpun, anak umur 11 tahun udah punya konser orkestra sendiri! Kereen..... Musik memisahkan mereka, dan musik pula yang mempertemukan mereka. Film ini dipenuhi oleh akting alami pemain-pemainnya serta musik-musik yang indah. Sulit untuk dijelaskan. Kalo kamu mencintai musik, pasti film ini akan begitu menyentuhmu.

Turtles Can Fly (2004)


Film produksi bersama Iran-Irak ini luar biasa menyedihkan. Film yang bercerita tentang kehidupan warga Irak sekitar seminggu sebelum pecahnya perang Irak-AS ini banyak menampilkan gambar-gambar yang membuat aku mau menangis. Anak-anak kecil yang mengambil ranjau buat dijual, anak-anak yang mengangkat senjata buat berperang, anak-anak yang cacat karena ledakan ranjau atau tertembak, gadis kecil berusia sekitar 14 tahun yang punya anak hasil perkosaan ramai-ramai oleh tentara Israel. Film ini sungguh menyentuh dan menyedihkan. Film ini membuat aku semakin, maaf, membenci kekejaman AS dan Israel dalam berperang. Worthless. Hanya meminta korban. Kalo pengen tahu kondisi nyata warga korban perang, film ini aku sarankan buat ditonton.

Sebenarnya masih banyak film-film yang bagus. Tapi ketiga film ini yang menurutku layak dan aku rekomendasikan buat ditonton.

1 comment:

chity_maniezz said...

keren reviewnya..jadi pengen nonton...
trims yah m asri;)