Thursday, November 01, 2007

Dia yang telah kembali (Kesaksian sorang kakak dari pengikut Al Qiyadah)

Mungkin rasanya bukan seperti disambar petir di siang bolong lagi. Pasti lebih. Rasanya mungkin 3 kali lipat gempa jogja plus puting beliung yang membabi buta sedang menerjang aku dan keluarga.

Bagaimana tidak, adik yang begitu kami sayangi, begitu kami banggakan, tiba2 mengakui bahwa dia adalah pengikut Al Qiyadah.

Awalnya emosi dan marah menerpa. Tapi perlahan, kami sekeluarga, menerima sinyal SOS darinya yang sangat lemah kami rasakan. Dia membutuhkan pertolongan, bukan hujatan maupun penolakan dari keluarga. Kami harus berjuang! Terlebih ketika kami tahu, keikutsertaannya dalam golongan yang mempersepsi salah terhadap Islam itu, adalah tanpa sadar. Yaitu dimulai dengan ajakan kawannya untuk mengikuti sebuah kajian tafsir Qur'an....sampai lama2 tanpa sadar sudah terikut ke dalamnya, sampai mengikuti baiat (sumpah) yang mengganti syahadat. Astagfirullah....

Perjuangan kami pun dimulai dengan menjadi penyusup di Talwiyah (Majelis Taklim ala Qiyadah). Berbekal basmalah dan pasrah, aku dan pria yang sangat menyayangi adekku pun menantang mereka. Kekuatan dibelakang kami bedua saat itu hanyalah keimanan yang teramat sangat pada Al Qur'an dan Al Hadits. Serta dukungan yang luar biasa penuh dari keluarga besar kami. Dan sesampainya disana, yang kami dapati memang omong kosong. Pemotongan ayat Qur'an dengan semena2, serta doktrin2 yang salah tentang ajaran Muhammad SAW.

Adik tersayangku itu pun tiba2 mulai tersadar. Perasaan tertekan menerima fisik dan psikisnya. Terlebih ketika menerima banyaknya SMS yang berisi fitnah dan hujatan. Kami sekeluarga benar2 tidak terima. Bukannya membantu malah memojokkan. Adalah Ust. Mu'inudinillah, mantan Mudir (Pemimpin/Direktur) PPMI Assalaam yang malah diusir dari pondok tsb, yang membantu membersihkan pikiran dan rohani adik ku.

Pembersihan pikiran dilakukan dengan dialog dan diskusi yang membantah semua yang diajarkan Qiyadah (buku catatan nya sudah kami simpan)dan menyatakan bahwa Qur'an lah yang paling benar. Pemikirannya pun sedikit demi sedikit terbuka, walau menurut adikku itu, ada sesuatu dalam dirinya yang menolak semua yang disampaikan Ust. Mu'in tersebut. Kemungkinan ada pengaruh Jin pun terversit (mungkin dengan metode hipnotis, jin tersebut masuk). Pembersihan rohani pun kemudian dilakukan. Dimulai dengan memutu kontak dengan semua pihak dari Qiyadah, yang memungkinkan adikku akan kembali pada mereka. HP diambil dan dimatikan. Kuliah dihentikan sementara. Dan mengambil sesuatu yang belakangan ini sangat sering dipakainya dan takut kehilangannya, sebuah gelang bambu. Entah benar atau tidak, tetapi setelah aku mencerai berai gelang iitu an membuangnya di parit RS, adikku perlahan2 mulai menyadari Qiyadah itu salah. Lalu kami pun membawanya ke Solo, ke tempat Ust. Mu'in. Di temmpay beliau, adikku di Rukyah dan diislamkan kembali.

Alhamdulillah, perjuangan kami sekeluarga berhasil. Dia telah kembali pada Islam yang kaffah, kembali pada keluarga yang sangat menyayanginya. Sungguh, tempat terbaik untuk pulang adalah keluarga. Jika ada salah satu anggota keluarga yang salah jalan, tarik dan tuntunlah ia ke jalan yang benar.

Ini jadi pelajaran buat kami sekeluarga. Dan aku pun tak malu menceritakan ini semua kepada kalian. Karena kami sekeluarga tidak bersalah. Semoga anggota Qiyadah lainnya segera bertaubat dan kembali pada keluarganya.

Terima kasih teramat sangat untuk M. Rizki A dan keluarga, keluarga besar Andjar Soedjono dan Sri Purdhyastuti, Ust.Mu'in dan Ummi, Pak Wiedy dkk dari MPP Jogja.

Dan buat adikku Pratiwi, selamat kembali pulang. Kami sangat menyayangimu.

7 comments:

M Fahmi Aulia said...

alhamdulillah...ikut senang.
mungkin ini menjadi pelajaran agar membentengi keluarga dg benteng aqidah yg lebih kokoh... :-)

Anonymous said...

ternyata kasus ini bener2 deket dengan lingkungan kita ya.. selama ini cuman liat dan tau dari tv. ga' bisa ngebayangin ternyata bener2 nyata. Alhamdulillah smuanya selesei dengan baik.
yosh, bisa jadi pelajaran mb'.
makasih dah mau berbagi..

Anonymous said...

weeh gak nyangka aku. Alhamdulillah semua kembali sedia kala...

Anonymous said...

wah..InsyaALLAH ketika keluarga selalu bersatu dan sama-sama saling memiliki dan menyayangi maka masalah seberat apapun dalam keluarga harus dihadapi bersama..cerita yg m asri bagi buat kita semua sangat bermanfaat bgt..

dede kurniawan said...

Alhamdulillah..dede seneng..
Pas dede baca, sempet kaget. Apa yg udah Asri omongin ini bisa membuat kita semua lebih ngerti.
Ternyata sesuatu yg kita anggap ga mungkin kita hadapin. Bisa kita hadapin.
Makasih udah mw berbagi..

Anonymous said...

Assalamualaikum.
Hi, salam kenal saya Novi an saya sedang mencari lebih dalam informasi tentang rukyah, tatcaranya, tempatnya, syarat2nya, dan semuanya, saya tertarik dengan rukyah di solo yang menurut tulisan anda disini, bisa menyembuhkan adik anda.
Boleh kan saya mengontak anda lewat emailuntuk bertanya lebih lanjut soal ini? Terimakasih sebelumnya.

Wassalamualaikum.

Novi. nurys@lycosmail.com

Anonymous said...

Assalamualaikum.
Hi, salam kenal saya Novi dan saya sedang mencari lebih dalam informasi tentang rukyah, tata caranya, tempatnya, syarat2nya, dan semuanya, saya tertarik dengan rukyah di solo yang menurut tulisan anda disini, bisa menyembuhkan adik anda.
Boleh kah saya mengontak anda lewat email untuk bertanya lebih lanjut soal ini? Terimakasih sebelumnya.

Wassalamualaikum.

Novi. nurys@lycosmail.com